Senin, 18 Februari 2013

Menurut Kutanto, jenis-jenis karangan ada lima yaitu Narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi. Berikut penjelasan dari masing-masing karangan tersebut berdasarkan pengertian dan ciri-cirinya:

1. Karangan Narasi 

Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya disusun  menurut  urutan  waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah
perjalanan, biografi, otobiografi.
  
Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi
    a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
    b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai       akhir
    c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
    d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

Contoh karangan narasi:
        Minggu, 23 April, Pukul 08.00 pagi, peserta perjalanan ”Susur Sungai Cikapundung” sudah mulai berkumpul di sekretariat KMPA di Sunken Court W–03. Satu jam kemudian, rombongan berangkat menuju Curug Dago, dengan sedikit naik ke arah hulu di mana perjalanan itu dimulai. Tanpa ragu, peserta mulai menyusuri Cikapundung meskipun ketinggian air hampir mencapai sebatas pinggang. Ketinggian air pun meningkat sekitar 50 cm setelah hujan deras mengguyur Bandung hampir sehari penuh kemarin, Sabtu 22 April 2006. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Bumi.
Derasnya air Sungai Cikapundung tidak mengecilkan hati para peserta yang mengikuti acara ”Susur Sungai Cikapundung”.  Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan Pekan Hari Bumi se–ITB yang diadakan oleh Unit Kegiatan KMPA (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam) yang bekerja sama dengan PSIK (Perkumpulan Studi Ilmu Masyarakat).  Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini diikuti oleh 24 orang  yang terdiri atas berbagai unit kegiatan ITB seperti PSIK,  KMPA, Teknik Pertambangan, Nymphea, Planologi dan 3 orang pelajar dari SMP al-Huda dan satu pelajar dari SMK Dago. (Somad, 2007).

2.    Karangan Deskripsi
        
Karangan Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.

Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi:
     a.  Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
     b.  Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar  seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan
     c.  Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
     d.  Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis

Contoh karangan deskripsi:
Lapangan sekolah kami berada tepat di tengah-tengah gedung sekolah. Di setiap sisi lapangan terdapat taman-taman kecil dengan aneka bunga dan tumbuhan lainnya. Lapangan tersebut berukuran setengah 100 x120 meter. Lumayan luas, bukan? Selain untuk upacara penaikan bendera, kadang kami menggunakan lapangan tersebut untuk bermain basket atau sepak bola. Di sebelah utara, tepatnya di dekat kelas kami, terdapat tiang bendera. Adapun di sebelah timur dan barat terdapat ring basket. Di bagian-bagian tertentu ada lubang yang berguna sebagai pancang tiang untuk net voli atau net sepak takraw. (Somad, 2007). 

3.  Karangan Eksposisi
        
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.
  
Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:
        a.  Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
        b.  Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
        c.  Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
        d.  Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
        e.  Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

Contoh karangan eksposisi:
Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus inluenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini antara lain avian inluenza. Adapun definisi dari berbagai kasusnya adalah sebagai berikut.
1. Kasus Suspect
Kasus suspect adalah kasus seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temperatur 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau beringus serta dengan salah satu keadaan. Hal ini terjadi biasanya karena seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit flu burung. Kemudian, orang tersebut kontak dengan virus lu burung yang dalam masa penularan. Hal lainnya jika orang yang bekerja pada suatu laboratorium dan sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung.
2. Kasus Probable
Kasus  probable adalah kasus  suspect disertai salah satu keadaan bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus inluenza A (H5N1). Misalnya, test HI yang menggunakan antigen H5N1 dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonial gagal pernapasan atau meninggal dan terbukti tidak adanya penyebab lain. (Somad, 2007).
 
4.  Karangan Persuasi
     
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.

Ciri-ciri / karakteristik karangan persuasi:
  1. Terdapat himbauan atau ajakan
  2. Berusaha mempengaruhi pembaca 
Contoh karangan persuasi:
Jika senang bepergian, Anda tentunya memiliki banyak persiapan dalam menghadapi liburan ini. Persiapan yang terpenting adalah kesehatan fisik. Anda tidak mungkin dapat berlibur jika terserang penyakit. Oleh karena itulah, kami ciptakan sebuah produk multivitamin terbaik. Selain vitamin A, B Kompleks, dan vitamin C, multivitamin ini pun diperkaya oleh vitamin D yang dapat menguatkan tulang, serta vitamin E agar kulit Anda senantiasa sehat. Dengan tubuh yang sehat dan bugar, berbagai aktivitas dapat Anda lakukan dengan bersemangat. Jika Anda ingin senantiasa sehat dan mendapatkan khasiat dari Xavier-C, segera kunjungi apotek terdekat di kota Anda. Dijamin, Anda tidak akan pernah merasa kecewa. (Somad, 2007). 
 
5.  Karangan Argumentasi

Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.
  
Ciri-ciri / karakteristik karangan Argumentasi:
      a.    Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga    kebenaran itu diakui oleh pembaca
      b.   Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
      c.    Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan
             pembaca
     d.    Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan 
             menjauhkan subjektivitas
      e.   Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan              bermacam-macam pola pembuktian

Contoh karangan argumentasi:
Dengan perubahan pola pada program ospek, yakni dengan meninggalkan pola perpeloncoan, tentunya masyarakat lebih banyak yang setuju. Lain halnya terhadap ospek yang disertai hukuman-hukuman dengan alasan menguji mental, menempa kekuatan isik, sumpah serapah, atau mengenakan atribut  lucu-lucuan, mungkin akan lebih banyak yang menolaknya. Bagi para orangtua, misalnya –di samping bangga dan bahagia– sudah cukup berat dan repot tatkala anaknya diterima di perguruan tinggi. Mereka bukan saja harus menyediakan dana cukup besar untuk bayar uang kuliah, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan lain seperti uang kos dan biaya sehari-hari bagi mereka yang berasal dari luar kota. Jika dibebani lagi harus beli ini itu untuk kegiatan ospek, rasanya beban tersebut semakin menumpuk. Lebih kecewa dan sakit lagi jika anaknya tiba-tiba harus pulang karena jadi korban kelalaian mahasiswa seniornya.
Sekali lagi, kita patut bersyukur karena tampaknya kegiatan ospek di kampus-kampus sudah ada perubahan ke arah yang lebih bermakna positif. Sudah saatnya kita meninggalkan perpeloncoan. Hidup ini sudah begitu keras untuk diperjuangkan, jangan ditambah lagi dengan kekerasan yang lain. (Somad, 2007).
 

Macam-macam Majas (Part II)

Setelah posting tentang Pengertian dan jenis-jenis majas bagian I sekarang saya akan memposting tentang macam-macam majas bagian kedua, yaitu Majas sindiran. Majas sindiran sendiri terdiri dari 3 jenis, yaitu : Majas Ironi, Majas sinisme, dan Majas sarkasme. Berikut ini penjelasan tentang majas-majas tersebut:


Majas sindiran
Berikut ini macam-macam majas sindiran:
a.    Ironi
Majas ironi merupakan sindiran dengan mengungkapkan kebalikan dari keadaan sebenarnya.
Contoh majas Ironi: - Enak benar sayur ini seperti tak bergaram
-       Keringatnya harum sekali, tidak mandi barangkali

b.    Sinisme
Majas sinisme adalah menyindir yang sifatnya lebih kasar dari ironi. Biasanya tidak lagi dikatakan kebalikannya, tetapi apabila dikatakan kebalikannya lebih kasar lagi
Contoh majas sinisme: - Muak aku melihat tingkah lakumu
 - Harum benar baumu
             c. Sarkasme
Majas sarkasme adalah majas dengan maksud menyindir yang kasar, sebab cetusan dari kejengkelan,kebencian, dan kemarahan
            Contoh majas sarkasme: - Busyet! Bedebah! Anjing!
                                                         - Bedebah! Monyet! Setan

Senin, 04 Februari 2013

Macam-majam Majas (Part I)

Pengertian Majas
Majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Secara garis besar majas dapat dibagi menjadi empat:
 1. Majas perbandingan
 2. Majas sindiran
 3. Majas penegas
 4. Majas pertentangan

Tetapi untuk saat ini saya akan membahas tentang majas perbandingan terlebih dahulu

Majas Perbandingan
Berikut ini macam-macam majas Perbandingan
a. Personifikasi
    Majas personifikasi adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat manusia.
Contoh majas personifikasi: - Hati kecilku berkata bahwa perbuatan  itu sebenarnya hina
                                                 - Ombak Laut Kidul meliuk-liuk dan akhirnya mendekap pantai

b. Metafora
Majas metafora adalah perbandingan dua benda yang sifatnya sama
Contoh majas metafora: - Keinginannya bagai api menyala-nyala
                                           - Sekarang ia hanya sebagai sampah masyarakat

c. Hiperbola
Majas hiperbola merupakan majas yang dilebih-lebihkan dari yang sebenarnya      
   Contoh majas hiperbola: - Harga barang-barang melambung ke langit
                                              - Teriakannya membelah angkasa

d. Litotes
Majas litotes merupakan pengungkapan yang berkebalikan dengan keadaan yang sebenarnya untuk merendahkan diri
Contoh majas litotes: - Mampirlah ke pondokku di pondok indah
                                     - Hanya sepiring nasi yang dapat saya sajikan

e. Eufunisme
Majas Eufunisme adalah pengungkapan secara halus untuk hal-hal yang tabu atau pantang
Contoh majas eufunisme: - Anak bapak belum waktunya naik kelas (bodoh)
                                             - Pencurinya sudah diamankan di polsek (ditahan)
f. Asosiasi     
Majas asosiasi merupakan perbandingan terhadap suatu hal/benda sehingga muncul suatu gambaran/asosiasi terhadap keadaan yang sebenarnya.
Contoh majas asosiasi: - Semangatnya keras seperti baja
                                          - Mukanya pucat bagai bulan kesiangan

g.  Sinekdok
Majas Sinekdok dibagi menjadi dua bagian:
1. Sinekdok pars prototo: penyebutan sebagian untuk seluruh
Contoh majas sinekdok pars proto: - Wilayah itu dihuni 15 juta jiwa
                                                              - Datangnya tiap pintu untuk mengharap belas kasih
2.Sinekdok Totem proparte: penyebutan seluruh untuk sebagian
Contoh   majas Sinekdok Totem proparte: - Indonesia menang dalam perebutan piala Thomas
                                                                        - Sumpah pemuda dicetuskan oleh pemuda Indonesia

h. Metonimia
Majas Metonimia digunakan untuk penyebutan merk untuk mengacu benda seutuhnya
Contoh majas metonimia: - Dia berangkat sekolah naik Honda
                                             -  Pak Amat berlangganan Kompas

i. Alegori
Majas Alegori digunakan sebagai perbandingan suatu benda/peristiwa dengan beberapa kiasan yang membentuk suatu kesatuan
Contoh majas alegori: - Agama adalah kompas kita dalam mengarungi samudera kehidupan yang penuh badai dan gelombang
                                       - Suami adalah nahkoda dalam bahtera rumah tangga

j. Simbolik
Majas simbolik merupakan kiasan yang melukiskan sesuatu dengan simbol atau perlambang
Contoh Majas simbolik: - Lintah darat beroperasi dimana-mana
                                          - Dia itu bunglon yang harus diwaspadai

k. Antonomasia
Majas Antonomasia merupakan gaya bahasa yang menggunakan nama lain sebagai pengganti nama seseorang dengan menyebutkan sifat, keadaan, atau ciri-cirinya
 Contoh majas Antonomasia: - Orang yang gemuk pendek, dinamai Si Cebol

l. Alusio
Majas alusio merupakan kiasan yang menggunakan peribahasa-peribahasa yang sudah lazim, atau sampiran pantun/sajak yang isinya sudah lazim (umum)
Contoh majas alusio: - Kamu jangan selalu makan hati ibumu     
                                     -  Tua-tua keladi makin tua makin jadi

m. Parabel
Majas parabel merupakan kiasan yang terkandung dalam seluruh karangan. Secara halus tersimpul dalam karangan itu tentang rahasia hidup, falsafah hidup sebagai pelajaran yang harus kita contoh.
Contoh: Karangan-karangan seperti cerita mahabharata, Ramayana, Bayam Budiman, dan lain-lain

n. Tropen
Majas tropen ialah kiasan yang memakai kata-kata yang tepat dan sejajar dengan arti yang dimaksud
Contoh majas tropen: -Berhari-hari ia terbenam dalam buku
                                      - Pikirannya melayang-layang entah kemana

o. Prifase (Gaya penguraian)
Majas prifase merupakan sepatah kata yang diucapkan dengan rangkaian kata (ada yang berupa kalimat) yang mempunyai pengertian sama dengan kata yang diganti tersebut.
Contoh majas Prifase: - Penjahat = menganggu keamanana masyarakat
                                       - Materialistis = memper-Tuhankan harta benda.

Sekian dulu postingan saya kali ini tentang majas perbandingan soalnya udah capek nulisnya hehe. Selamat Belajar ya !